اللهم بارك لنا في رجب و شعبان...و بلغنا رمضان...3x
رب اغفر لي و تب علي إنك انت التواب الغفور...اللهم انت ربي لا إله إلا انت، خلقتني و انا عبدك و انا على عهدك و وعدك ما استطعت،أعو ذبك من شر ماصنعت،أبوء لك بنعمتك علي و أبوء لك بذنبي فاغفرلي فإنه لا يغفر الذنوب إلا انت...آمين
Allohumma barik lana fi rojaba wa sya'ban..ballihgna romadhon...3x
Robighfirly watub alayya innaka antat tawwabul ghofur...
Allohumma anta robby,la ilaha illa anta,kholaqtani wa ana abduka wa ana 'ala ahdika wa wa'dika mastatho'tu,audzubika min syarri ma shona'tu,abu u laka bini'matika allayya wa abu u laka bidzanbi,faghfirly fainnahu la yaghfirudz dzunuba illa anta...amin.. 70x
Selasa, 23 Juni 2009
Selasa, 09 Juni 2009
Ihmadillah wasykurhu..(cerpen 1)
Berbagai macam peristiwa terjadi didunia ini.
Penderitaan, kepedihan, kebahagiaan, suka, dan duka seakan menyatu dalam lingkaran yang tak berujung. Kenyataan yang tak sesuai dengan impian seakan menjadi duri yang senantiasa menusuk hati dikala senja yang sunyi.
Aku terdiam saat melihat dua kenyataan yang sama sekali berbeda yang terjadi pada dua gadis yang sebaya. Yang satu dengan mudah tanpa harus berpusing-pusing ria dapat masuk kesekolah manapun yang dia inginkan, nilai pas-pasan tak jadi masalah buatnya.
Dengan ekonomi keluarga yang memungkinkan, dia dapat memilih dan merasakan dunia sekolah dan dunia kampus serta merasakan indahnya bunga-bunga mekar di taman keremajaan.
Sedangkan gadis yang lain harus bersusah payah hanya untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, meski dengan nilai yang terbilang gemilang. Harus rela berpanas-panas ria berlomba dengan terik mentari untuk sampai ketempat kerja, tanpa ada dispensasi hanya untuk sekedar menikmati sejuknya taman kampus. Tak ada waktu untuk menertawakan dosen yang ngawur saat mengajar, atau untuk "memeras" teman agar mentraktir dikantin. Yah, dia harus berlomba dengan anak-anak lain yang senasib dengannya untuk mendapatkan sebuah angkutan yang membawanya ke tempat kerja dipojok kota. Kadang hal-hal seperti ini sulit untuk ku mengerti dengan akalku, tapi inilah hidup. Tak banyak yang dapat dimengerti dari nasib, karena Allah punya rencana sendiri untuk hambaNya, dan yakinlah rencana itulah yang terbaik.
Gadis berjilbab itu tersenyum dan duduk disampingku. Tampak jelas kelelahan yang tergambar di wajahnya, yang merah terbakar matahari, namun ia masih dapat menyumbangkan seulas senyum manis ditengah sumpeknya angkutan umum di jam satu siang ini.
" Ketemu lagi, mbak" katanya menyapaku.
"He'eh, habis satu arah sih pulangnya" jawabku, sambil balas tersenyum padanya.
"pulang dari kampus ya ?" kataku lagi.
"iya, mbak juga dari kampus ??"
"iya"
"Rumah mbak dimana ??" katanya, seraya membenarkan duduknya saat ada penumpang yang turun.
"Saya nggak pulang kerumah, tapi ke warnet" kataku lagi.
"oh, lagi banyak tugas ya ?"
" nggak, saya kerja diwarnet, makanya pulang kuliah terus ke warnet, soalnya capek kalau harus pulang kerumah lagi, kamu sendiri pulang kemana ??" tanyaku padanya.
" ke pasar mbak"
"rumahmu dekat pasar ?"
" nggak, saya kerja dipasar. Saya penjaga toko mbak" katanya.
"toko apa ?" kataku ingin tahu.
" toko sembako mbak" jawabnya.
"o ya dari jam berapa kerjanya"
" dari jam setengah dua sampe jam delapan malem" jawabnya lagi
Ya Allah, aku sempat tercengang dengan jawabannya. Bayangkan saja gadis bertubuh kecil ini harus pergi pagi untuk kuliah, harus pulang malam, dan bekerja di toko sembako pula, toko yang menurutku paling sibuk sedunia. Aku sempat menatapnya sebentar. Kulihat sosok mata bening itu begitu tegar. Aku benar-benar malu padanya. Aku yang bekerja sebagai operator warnet kadang kala mengeluh ngantuk, tidak tidur siang dan sebagainya. Sedangkan gadis ini harus bergulat dengan beras, gula dan entah bahan makanan apa lagi yang dijual pemilik toko tempatnya bekerja.
"untuk biaya kuliah mbak." katanya seakan dapat membaca pikiranku.
"Capek dong tiap hari kayak gini" kataku menaruh iba.
"capek sih iya mbak, tapi alhamdulillah udah biasa. Lagian kalau nggak gini, gimana juga mbak. Biaya pendidikan makin tinggi. orang mau pinter kan mesti usaha. Allah nggak akan meninggalkan hambaNya yang berusaha. Insya Allah orang yang memiliki ilmu akan di tinggikan derajatnya oleh Allah"
"Iya, semoga kita termasuk kedalamnya ya " jawabku tersenyum.
"Amin ya Robbal"alamin" ia balas tersenyum kearahku.
Akhirnya kami berpisah didepan warnet tempatku bekerja. Hanya do'a yang mengiringi kepergiannya, semoga Allah selalu berada dalam hatinya dan cinta Ikhlasnya hanya untuk Sang Pemilik Cinta.
Hari ini satu lagi hikmah yang dapat ku ambil. Aku bersyukur karena Allah tidak memberikan aku sebuah motor yang bisa kukendarai, jika dengan angkutan umum aku bisa lebih dewasa dan kaya akan hikmah. Ya Allah berapa banyak kudapati gadis-gadis seperti dia di alam ini, yang tak mampu untuk mendapatkan kesempatan pendidikan. Namun tak banyak yang berhati baja dan berkemauan keras seperti dia. Jika hamba boleh meminta, maka luruskanlah niatnya dan bukakan jalan rahmatMu untuknya. Semoga akan terlahir lagi gadis-gadis seperti dia.
Wahai Islam, agama yang kucintai dengan hati dan jiwa, hari ini lihatlah wanita yang insya Allah akan memegang panji-panji ilmu atas nama Allah... hari ini seorang calon putrimu yang baik sedang menapakkan langkah ke pasar demi menuntut ilmu untuk menepaki jalanmu..
Indahnya hari ini. Kulihat pintu warnet terbuka lebar seakan tersenyum manis menyambutku. Sekali lagi, Ya Allah aku bersyukur padaMu.
Penderitaan, kepedihan, kebahagiaan, suka, dan duka seakan menyatu dalam lingkaran yang tak berujung. Kenyataan yang tak sesuai dengan impian seakan menjadi duri yang senantiasa menusuk hati dikala senja yang sunyi.
Aku terdiam saat melihat dua kenyataan yang sama sekali berbeda yang terjadi pada dua gadis yang sebaya. Yang satu dengan mudah tanpa harus berpusing-pusing ria dapat masuk kesekolah manapun yang dia inginkan, nilai pas-pasan tak jadi masalah buatnya.
Dengan ekonomi keluarga yang memungkinkan, dia dapat memilih dan merasakan dunia sekolah dan dunia kampus serta merasakan indahnya bunga-bunga mekar di taman keremajaan.
Sedangkan gadis yang lain harus bersusah payah hanya untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, meski dengan nilai yang terbilang gemilang. Harus rela berpanas-panas ria berlomba dengan terik mentari untuk sampai ketempat kerja, tanpa ada dispensasi hanya untuk sekedar menikmati sejuknya taman kampus. Tak ada waktu untuk menertawakan dosen yang ngawur saat mengajar, atau untuk "memeras" teman agar mentraktir dikantin. Yah, dia harus berlomba dengan anak-anak lain yang senasib dengannya untuk mendapatkan sebuah angkutan yang membawanya ke tempat kerja dipojok kota. Kadang hal-hal seperti ini sulit untuk ku mengerti dengan akalku, tapi inilah hidup. Tak banyak yang dapat dimengerti dari nasib, karena Allah punya rencana sendiri untuk hambaNya, dan yakinlah rencana itulah yang terbaik.
Gadis berjilbab itu tersenyum dan duduk disampingku. Tampak jelas kelelahan yang tergambar di wajahnya, yang merah terbakar matahari, namun ia masih dapat menyumbangkan seulas senyum manis ditengah sumpeknya angkutan umum di jam satu siang ini.
" Ketemu lagi, mbak" katanya menyapaku.
"He'eh, habis satu arah sih pulangnya" jawabku, sambil balas tersenyum padanya.
"pulang dari kampus ya ?" kataku lagi.
"iya, mbak juga dari kampus ??"
"iya"
"Rumah mbak dimana ??" katanya, seraya membenarkan duduknya saat ada penumpang yang turun.
"Saya nggak pulang kerumah, tapi ke warnet" kataku lagi.
"oh, lagi banyak tugas ya ?"
" nggak, saya kerja diwarnet, makanya pulang kuliah terus ke warnet, soalnya capek kalau harus pulang kerumah lagi, kamu sendiri pulang kemana ??" tanyaku padanya.
" ke pasar mbak"
"rumahmu dekat pasar ?"
" nggak, saya kerja dipasar. Saya penjaga toko mbak" katanya.
"toko apa ?" kataku ingin tahu.
" toko sembako mbak" jawabnya.
"o ya dari jam berapa kerjanya"
" dari jam setengah dua sampe jam delapan malem" jawabnya lagi
Ya Allah, aku sempat tercengang dengan jawabannya. Bayangkan saja gadis bertubuh kecil ini harus pergi pagi untuk kuliah, harus pulang malam, dan bekerja di toko sembako pula, toko yang menurutku paling sibuk sedunia. Aku sempat menatapnya sebentar. Kulihat sosok mata bening itu begitu tegar. Aku benar-benar malu padanya. Aku yang bekerja sebagai operator warnet kadang kala mengeluh ngantuk, tidak tidur siang dan sebagainya. Sedangkan gadis ini harus bergulat dengan beras, gula dan entah bahan makanan apa lagi yang dijual pemilik toko tempatnya bekerja.
"untuk biaya kuliah mbak." katanya seakan dapat membaca pikiranku.
"Capek dong tiap hari kayak gini" kataku menaruh iba.
"capek sih iya mbak, tapi alhamdulillah udah biasa. Lagian kalau nggak gini, gimana juga mbak. Biaya pendidikan makin tinggi. orang mau pinter kan mesti usaha. Allah nggak akan meninggalkan hambaNya yang berusaha. Insya Allah orang yang memiliki ilmu akan di tinggikan derajatnya oleh Allah"
"Iya, semoga kita termasuk kedalamnya ya " jawabku tersenyum.
"Amin ya Robbal"alamin" ia balas tersenyum kearahku.
Akhirnya kami berpisah didepan warnet tempatku bekerja. Hanya do'a yang mengiringi kepergiannya, semoga Allah selalu berada dalam hatinya dan cinta Ikhlasnya hanya untuk Sang Pemilik Cinta.
Hari ini satu lagi hikmah yang dapat ku ambil. Aku bersyukur karena Allah tidak memberikan aku sebuah motor yang bisa kukendarai, jika dengan angkutan umum aku bisa lebih dewasa dan kaya akan hikmah. Ya Allah berapa banyak kudapati gadis-gadis seperti dia di alam ini, yang tak mampu untuk mendapatkan kesempatan pendidikan. Namun tak banyak yang berhati baja dan berkemauan keras seperti dia. Jika hamba boleh meminta, maka luruskanlah niatnya dan bukakan jalan rahmatMu untuknya. Semoga akan terlahir lagi gadis-gadis seperti dia.
Wahai Islam, agama yang kucintai dengan hati dan jiwa, hari ini lihatlah wanita yang insya Allah akan memegang panji-panji ilmu atas nama Allah... hari ini seorang calon putrimu yang baik sedang menapakkan langkah ke pasar demi menuntut ilmu untuk menepaki jalanmu..
Indahnya hari ini. Kulihat pintu warnet terbuka lebar seakan tersenyum manis menyambutku. Sekali lagi, Ya Allah aku bersyukur padaMu.
Senin, 01 Juni 2009
Cinta adalh realita bukan hanya kata kata indah
Kulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua.
Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.
Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu.
Aku takkan menikah lagi."
Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk encintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."
Begitulah cinta ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai dalam perbuatan...
Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya.
Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan
dan tidak nyata...
Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon;
akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan.
Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh perbuatan.
Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa
integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.
Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati disini
adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang
dilahirkan oleh perasaan cinta itu. Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti.
Cinta yang tidak terurai jadi perbuatan adalah jawaban atas angka-angka
perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita
Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.
Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu.
Aku takkan menikah lagi."
Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk encintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."
Begitulah cinta ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai dalam perbuatan...
Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya.
Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan
dan tidak nyata...
Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon;
akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan.
Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh perbuatan.
Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa
integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.
Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati disini
adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang
dilahirkan oleh perasaan cinta itu. Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti.
Cinta yang tidak terurai jadi perbuatan adalah jawaban atas angka-angka
perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita
Langganan:
Postingan (Atom)